Kali ini Ferdy sudah menyiapkan sebuah cerita yang baru saja dibuat... Enjoy yah... Jangan lupa komentar nya =)
Pada suatu hari, lahirlah seekor buaya yang berwarna pink. -Pink? Ya, pink…-
Dari kecil hingga beranjak dewasa, buaya ini sangat bergantung kepada induknya. Oleh karena warna tubuh nya yang begitu mencolok, buaya ini tidak dapat berburu sebagaimana semestinya. Kedatangannya sudah dapat terlihat dari kejauhan dan membuat hewan-hewan buruannya waspada. Bahkan teman-temannya tidak ada yang mau mendekati ataupun membantunya.
Setiap hari buaya tersebut mendapatkan makanannya dari induknya dan tumbuh menjadi buaya yang besar. Hingga suatu hari, induknya meninggal. Meninggalkan dirinya sendiri. Berjuang mencari makan, mempertahankan hidup demi menghormati induknya.
Hari demi hari, bulan berganti bulan, dirinya belum mendapatkan makan. Pernah beberapa kali, ia mencoba untuk memakan berbagai macam tanaman yang terlihat lezat. Tetapi ternyata ia tidak dapat mencernanya. Ia menjadi sangat lemas, dan hanya dapat berbaring seharian untuk menjaga tenaganya.
Pada suatu hari, ada seekor burung yang sangat suka sekali bernyanyi. Ia sangat bangga dengan suaranya yang merdu. Setiap hari dilaluinya dengan bernyanyi, menghibur seisi hutan dengan suaranya yang merdu. Semua hewan yang sedang sedih, selalu dapat dihiburnya dengan nyanyian dan bahkan terkadang ditambahkan sebuah tarian. –Burung yang aneh-
Ketika sedang terbang menari diangkasa, burung ini melilhat seekor buaya yang berwarna pink. Ia pernah mendengar gossip-gossipnya mengenai buaya kesepian yang berwarna pink, namun baru kali ini ia benar-benar melihatnya dengan mata nya sendiri. Wow, ternyata benar-benar ada…
Akhirnya burung ini mendarat di sebuah batang pohon yang tinggi. Ciiiitttt… bunyinya mendarat. Tidak berani ia mendekat, pikirnya dalam hati walaupun ia kesepian tentunya ia juga kelaparan. Setelah lama ia perhatikan, nampaknya buaya ini tidak lagi memiliki semangat untuk hidup. Buaya ini membutuhkan semangat baru, dan ia tau semangat baru berarti nyanyian dan tarian.
Setelah mengumpulkan segala keberanian, dalam satu tarikan napas, burung ini meluncur ke tempat buaya tersebut berbaring. Dengan berhati-hati burung ini mendekati dan mulai bernyanyi. Suaranya yang merdu membangunkan si buaya. Awalnya terlihat tidak ada reaksi, namun si burung tidak menyerah. Ditambahkannya tarian dengan bulu-bulu sayapnya yang indah. Lama-lama terlihat si buaya mulai menikmati. Dimulailah persahabatan antara buaya dan burung ini.
Setiap hari burung ini bernyanyi dan menari untuk menghibur si buaya, namun si buaya setiap harinya semakin lemah karena tidak makan. Si burung mulai panik, dan setiap hari pula ia memberikan buaya ini makanan mulai dari serangga hingga biji-bijian. Namun tidak ada satupun yang dapat dimakan oleh buaya tersebut.
Burung ini mulai kehabisan akal, tidak ada yang bisa ia lakukan lagikah? Segala yang biasa ia lakukan untuk menghibur hewan-hewan yang lain tidak ada yang berhasil. Hal-hal yang biasa sepertinya tidak mujarab. Ia harus memikirkan hal-hal yang baru. Tapi apa? Segala-galanya telah ia berikan. Segala-galanya? Benarkah? Peperangan terjadi di dalam batinnya…
Suatu malam ia memutuskan untuk memberikan segala-galanya. Saat buaya tersebut tertidur, ia masuk ke dalam mulutnya dan tidur disana. Ia mengetahui bahwa ini adalah akhir dari hidupnya, namun inilah yang ia inginkan.
Saat pagi menjelang, si buaya langsung saja menelan si burung. Kawannya, yang berkorban segala-galanya untuk dirinya. Saat sadar. Buaya tersebut langsung berlari secepat mungkin. Menabrak segala yang ada. Hatinya sangat hancur. Ia telah memakan sahabatnya sendiri. Ingin rasanya ia berteriak. Ia mengamuk, membabibuta, menghancurkan segala yang ada disekitarnya.
Akhirnya ia berhenti, dan menangis. Hatinya yang hancur. Air mata terus mengalir. Berhari-hari ia menangis. Berbulan-bulan ia menangis. Ia terus menangis. Air mata tak terhentikan, hingga… akhirnya… Ia pun tenggelam dalam air matanya.
Air matanya telah menjadi sebuah danau yang indah, dikelilingi oleh pohon-pohon dan taman bunga. Pohon-pohon tinggi menjadi atap yang teduh. Tanaman-tanaman yang menyehatkan tumbuh subur menjadi sumber makanan. Taman-taman yang indah mengelilingi danau, seakan memanggil hewan-hewan untuk datang. Danau tersebut yang akhirnya menjadi tempat berkumpul para hewan untuk minum, untuk mencari makan dari tanaman-tanaman yang tumbuh subur disekitarnya. Semoga akhirnya buaya dan burung pun dapat tersenyum…
Regards,
Dari kecil hingga beranjak dewasa, buaya ini sangat bergantung kepada induknya. Oleh karena warna tubuh nya yang begitu mencolok, buaya ini tidak dapat berburu sebagaimana semestinya. Kedatangannya sudah dapat terlihat dari kejauhan dan membuat hewan-hewan buruannya waspada. Bahkan teman-temannya tidak ada yang mau mendekati ataupun membantunya.
Setiap hari buaya tersebut mendapatkan makanannya dari induknya dan tumbuh menjadi buaya yang besar. Hingga suatu hari, induknya meninggal. Meninggalkan dirinya sendiri. Berjuang mencari makan, mempertahankan hidup demi menghormati induknya.
Hari demi hari, bulan berganti bulan, dirinya belum mendapatkan makan. Pernah beberapa kali, ia mencoba untuk memakan berbagai macam tanaman yang terlihat lezat. Tetapi ternyata ia tidak dapat mencernanya. Ia menjadi sangat lemas, dan hanya dapat berbaring seharian untuk menjaga tenaganya.
Pada suatu hari, ada seekor burung yang sangat suka sekali bernyanyi. Ia sangat bangga dengan suaranya yang merdu. Setiap hari dilaluinya dengan bernyanyi, menghibur seisi hutan dengan suaranya yang merdu. Semua hewan yang sedang sedih, selalu dapat dihiburnya dengan nyanyian dan bahkan terkadang ditambahkan sebuah tarian. –Burung yang aneh-
Ketika sedang terbang menari diangkasa, burung ini melilhat seekor buaya yang berwarna pink. Ia pernah mendengar gossip-gossipnya mengenai buaya kesepian yang berwarna pink, namun baru kali ini ia benar-benar melihatnya dengan mata nya sendiri. Wow, ternyata benar-benar ada…
Akhirnya burung ini mendarat di sebuah batang pohon yang tinggi. Ciiiitttt… bunyinya mendarat. Tidak berani ia mendekat, pikirnya dalam hati walaupun ia kesepian tentunya ia juga kelaparan. Setelah lama ia perhatikan, nampaknya buaya ini tidak lagi memiliki semangat untuk hidup. Buaya ini membutuhkan semangat baru, dan ia tau semangat baru berarti nyanyian dan tarian.
Setelah mengumpulkan segala keberanian, dalam satu tarikan napas, burung ini meluncur ke tempat buaya tersebut berbaring. Dengan berhati-hati burung ini mendekati dan mulai bernyanyi. Suaranya yang merdu membangunkan si buaya. Awalnya terlihat tidak ada reaksi, namun si burung tidak menyerah. Ditambahkannya tarian dengan bulu-bulu sayapnya yang indah. Lama-lama terlihat si buaya mulai menikmati. Dimulailah persahabatan antara buaya dan burung ini.
Setiap hari burung ini bernyanyi dan menari untuk menghibur si buaya, namun si buaya setiap harinya semakin lemah karena tidak makan. Si burung mulai panik, dan setiap hari pula ia memberikan buaya ini makanan mulai dari serangga hingga biji-bijian. Namun tidak ada satupun yang dapat dimakan oleh buaya tersebut.
Burung ini mulai kehabisan akal, tidak ada yang bisa ia lakukan lagikah? Segala yang biasa ia lakukan untuk menghibur hewan-hewan yang lain tidak ada yang berhasil. Hal-hal yang biasa sepertinya tidak mujarab. Ia harus memikirkan hal-hal yang baru. Tapi apa? Segala-galanya telah ia berikan. Segala-galanya? Benarkah? Peperangan terjadi di dalam batinnya…
Suatu malam ia memutuskan untuk memberikan segala-galanya. Saat buaya tersebut tertidur, ia masuk ke dalam mulutnya dan tidur disana. Ia mengetahui bahwa ini adalah akhir dari hidupnya, namun inilah yang ia inginkan.
Saat pagi menjelang, si buaya langsung saja menelan si burung. Kawannya, yang berkorban segala-galanya untuk dirinya. Saat sadar. Buaya tersebut langsung berlari secepat mungkin. Menabrak segala yang ada. Hatinya sangat hancur. Ia telah memakan sahabatnya sendiri. Ingin rasanya ia berteriak. Ia mengamuk, membabibuta, menghancurkan segala yang ada disekitarnya.
Akhirnya ia berhenti, dan menangis. Hatinya yang hancur. Air mata terus mengalir. Berhari-hari ia menangis. Berbulan-bulan ia menangis. Ia terus menangis. Air mata tak terhentikan, hingga… akhirnya… Ia pun tenggelam dalam air matanya.
Air matanya telah menjadi sebuah danau yang indah, dikelilingi oleh pohon-pohon dan taman bunga. Pohon-pohon tinggi menjadi atap yang teduh. Tanaman-tanaman yang menyehatkan tumbuh subur menjadi sumber makanan. Taman-taman yang indah mengelilingi danau, seakan memanggil hewan-hewan untuk datang. Danau tersebut yang akhirnya menjadi tempat berkumpul para hewan untuk minum, untuk mencari makan dari tanaman-tanaman yang tumbuh subur disekitarnya. Semoga akhirnya buaya dan burung pun dapat tersenyum…
Regards,
Ferdy D.Savio (31/08/2008)
No comments:
Post a Comment