Saturday, September 8, 2007

ANAK-ANAK YUEH

BAB 6 ANAK-ANAK YUEH

Cina telah terbagi menjadi utara dan selatan dikarenakan oleh perbedaan karakteristik dari daerah-daerah di utara dan selatan. Cina utara sangat makmur dan sangat dikontrol oleh pemerintahan pusat, sedangkan Cina selatan merupakan daerah yang tidak terurus, jorok dan berisikan orang-orang kasar yang bebas. Istilah kaum biadab tersebut dan semua daerah di selatan sungai Yangtze disebut dengan Yueh.
Ketika pemerintah mengasingkan bandit-bandit dan pedagang-pedagang licik ke Cina selatan, menciptakan sebuah daerah yang sangat bebas. Dimana individu yang pintar dan berbakat dapat menjadi sukses tanpa hubungan koneksi dalam pemerintahan. Para pedagang bebas untuk menjalankan segala bentuk kegiatan bisnis yang terlarang, dan pada akhirnya orang-orang buangan ini pun membaur dengan penduduk asli Yueh yang menjadi campuran kelompok-kelompok dialek. Lebih 90 persen dari seluruh Cina Rantau sekarang ini berasal dari provinsi-provinsi pesisir Chekiang, Fukien, dan Kwantung, mereka adalah anak-anak yueh.

Saat keluarga-keluarga kaya dari Cina Utara pindah ke Cina Selatan membawa sistim hierarki keluarga, kehidupan cina selatan yang bebas mulai berubah mengikuti sistim hirearki. Dimana setiap bisnis dikuasai oleh keluarga menjadi perusahaan keluarga, dan bisnis-bisnis yang tidak dikuasai oleh keluarga dibuatlah kongsi-kongsi bisnis antar keluarga. Sehingga terbentuk sindikat bisnis yang sangat besar, sangat dalam dan sangat rahasia.

Kemewahan adalah keharusan, kekayaan menjadi alat ukur untuk menilai manusia. Bagi mereka “bisnis adalah perang”, setiap perencanaan memerlukan perhitungan dengan seksama, sehingga memperkuat keterpukauan mereka terhadap seni perang SunTzu, mereka menganggap dewa perang Kwan Ti sebagai dewa kekayaan.

Setelah Marco Polo datang melihat keadaan Dinasti Sung Selatan ia mengemukakan ramalannya, “Saya bersaksi bahwa orang-orang (sung selatan) ini, seandainya mereka adalah bangsa yang gemar-perang, akan menaklukkan seluruh dunia. Tapi mereka tidak suka perang. Kalau begitu saya dapat meyakinkan anda bahwa mereka adalah pedagang-pedagang jempolan dan praktisi-praktisi terampil dalam semua pekerjaan”. Sebagai alat penakluk, anak-anak yueh menggunakan taktik-taktik ekonomi daripada strategi militer, for them “Business is War”.


Regards
Ferdy D.Savio
--------------------------------------------------------------------------------------

Learn From The Best, Do The Best, Be The Best, and Let GOD Do The Rest!!!

No comments:

Post a Comment