Tuesday, September 4, 2007

PANCI REBUS ANJING PEMBURU

BAB 2 PANCI REBUS ANJING PEMBURU
Bab ini bercerita pada abad kelima, yakni mengenai seorang guru besar yang dilahirkan pada tahun 535 SM dikenal dengan nama Sun Tzu. Sun Tzu yang menuliskan Ping Fa atau Seni Perang telah menjadi guru bagi banyak orang di seluruh dunia, baik dalam militer maupun dunia bisnis hingga saat ini.
Salah satu adegan yang terkenal adalah saat Sun Tzu diuji oleh raja Ho-Lu untuk melatih selir-selirnya menjadi prajurit. Jadi raja mengirimkan selir-selirnya ke istana dan Sun Tzu membaginya kedua bagian dan mengangkat kedua selir favorit raja menjadi pemimpin pasukan. Setelah memberikan aturan-aturan dengan jelas kepada selir-selir tersebut. Sun Tzu mengeluarkan perintah, akan tetapi selir-selir tersebut hanya tertawa ditempat. “Kalau aturan tak dipahami dan perintah tidak jelas, yang salah komandan.” Kemudian diulangi lagi perintahnya dan selir-selir itu bermain-main dan tertawa kembali. “Kalau perintah sudah jelas tapi tidak dilaksanakan, yang salah perwiranya.” Akhirnya kedua pemimpin pasukan dipanggil kedepan dan di pancung. Raja sangat kaget saat itu dan memohon agar mereka tidak dipancung, tapi Sun Tzu menjawab, “Seorang jenderal di lapangan tidak terikat oleh perintah Rajanya.”. Kedua selir tersebut tetap dipancung, dan selanjutnya pasukan selir-selir tersebut mengikuti perintah tanpa melakukan kesalahan.
Tokoh lain yang disebut-sebut sebagai tandingan dari Sun Tzu adalah Fan Li. Kata-kata dari Fan Li yang sangat saya sukai adalah suratnya yang ditulis kepada seorang kawan saat hendak mengundurkan diri dari dunia politik. “Kalau semua burung sudah terbunuh, busur yang baik harus disimpan. Kalau kelinci-kelinci yang cerdik sudah mati, anjing-anjing pemburu harus direbus. Raja Yueh dengan lehernya yang panjang dan mulutnya yang buas itu kawan yang baik di masa yang buruk, tapi bukan di masa damai. Kau pun sebaiknya pergi.”
Belajar dari Ping Fa Sun Tzu sangatlah berguna dalam segala jenis bisnis dan negosiasi. Kepintaran dalam berstrategi lebih penting dari pada alat-alat yang canggih-canggih. Dari kata-kata Sun Tzu yang ditebalkan, saya belajar bahwa dalam lapangan kita memiliki 100% tanggung jawab, tidak boleh ragu dalam bertindak dan mengambil keputusan.
Regards
Ferdy D.Savio
--------------------------------------------------------------------------------------
Learn From The Best, Do The Best, Be The Best, and Let GOD Do The Rest!!!

No comments:

Post a Comment